Kisah Setia Bakti 

"Teman-teman, datang ke sini!" teriak seorang anak laki-laki, suaranya memecah udara sore yang malas di Setia Bakti, sebuah desa kecil yang terletak di jantung pedesaan. Teman-temannya menoleh dari permainan kelereng dan sepak bola mereka, rasa ingin tahu muncul karena nada mendesak dalam suaranya.

Afiq adalah anak yang penuh energi dan imajinasi yang tak terbatas, dengan rambut hitam yang acak-acakan seolah memiliki kehidupan sendiri. Matanya, yang berwarna cokelat cerah, berkilau dengan semangat saat dia menunjuk ke poster yang berkibar di dinding pusat komunitas.

Teman-teman berkumpul di sekitar, mata mereka membesar saat membaca detailnya. "Afiq, apa kamu benar-benar berpikir kita bisa menang?" tanya Fatimah, suaranya campuran antara keraguan dan harapan.

"Kenapa tidak?" jawab Afiq, suaranya penuh percaya diri. "Kita hanya perlu bekerja sama. Bayangkan kebanggaan yang akan kita bawa untuk Setia Bakti!"

Hari-hari berlalu menjadi minggu, dan usaha mereka semakin terorganisir. Mereka membagi desa menjadi beberapa bagian dan menetapkan tugas untuk setiap anggota tim darurat mereka. Mereka mengumpulkan sampah, mengecat pagar, dan menanam bunga di sepanjang jalan.

Hari perlombaan semakin dekat, dan semangat di udara begitu terasa. Penduduk desa belum pernah melihat anak-anak mereka begitu berdedikasi untuk sebuah tujuan, dan mereka pun mulai termotivasi.

Hari pengumuman akhirnya tiba. Desa Setia Bakti berkumpul di lapangan utama, semua mata tertuju pada panggung kecil yang dihiasi dengan bunga dan bendera warna-warni. Afiq dan teman-temannya berdiri di depan dengan hati berdebar-debar.

Ketua juri, seorang pria ramah dengan senyum hangat, naik ke atas panggung. "Kami sangat terkesan dengan usaha dan semangat seluruh warga desa Setia Bakti," ucapnya. "Dan pemenang gelar Desa Terbaik Tahun Ini adalah... Setia Bakti!"

Afiq dan teman-temannya melonjak kegirangan, sementara warga desa saling berpelukan dan tertawa bahagia. Gelar itu bukan hanya sekedar trofi, tapi simbol kerja keras, harapan, dan cinta untuk kampung halaman mereka.

Sejak hari itu, Setia Bakti menjadi inspirasi bagi desa-desa tetangga, dengan cerita tentang sekelompok anak-anak pemberani yang bermimpi besar dan mewujudkannya bersama.